Jumat, 05 Januari 2018

Meneladani Kemuliaan Ibunda Khadijah Rodhiyallohu 'Anha

Pada dasarnya nama Ponpes Tahfidzul Qur'an SMA Islam Khadijah ini 100% terinspirasi dari keteladanan ibunda Khadijah radhiyallau 'anha, sosok wanita yang luar biasa di masa sebelum  kenabian terakhir maupun setelah kenabian, yaitu sebagai pendamping tercinta, pendukung perjuangan terdepan Rosulullah Muhammad Shollallohu 'alaihi wa sallam. 

Perbedaan zamannya memang jauh, ibunda Khadijah hidup di zaman Nabi, sementara ma'had (pondok pesantren) tahfidz Khadijah yang baru saja membuka pendaftaran ini bertempat di Negeri Sakti, Sebuah Desa makmur nan subur di Kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran, Lampung. 

Dengan harapan yang sangat besar bahwa nantinya para anak didik ma'had tahfidz Khadijah benar-benar dapat meneladani keutamaan ibunda Khadijah dan memberikan dukungan yang luar biasa terhadap kemulian Islam dan kaum Muslimin. 

Mari mengenal lebih detail siapakah wanita benama Khadijah ini? 
Karena ketika namanya sering disebut-sebut Rosulullah Muhammad SAW, ternyata dapat membuat hati seorang wanita hebat seperti ibunda Aisyah r.a (putri Abu Bakar Ash Shiddiq r.a.) terselimuti rasa cemburu.

KHADIJAH
Beliau adalah putri dari seorang laki-laki bernama Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab al-Qurasyiyah al-Asadiyah. Lahir kurang lebih 15 tahun sebelum tahun fill (tahun gajah). Beliau berasal dari kalangan keluarga yang memiliki mata pencaharian sebagai pebisnis besar dan hebat. Tidak mengherankan jika pada akhirnya beliau terdidik menjadi sosok wanita yang mempunyai kemampuan berbisnis luar biasa, namun tetap berprinsip lurus sesuai norma kemasyarakatannya. Terlahir di lingkungan yang mulia, membuat beliau terdidik dengan baik, mempunyai kecerdasan dan kebijaksanaan selain itu menjadi sosok wanita yang teguh dan cerdik berperangai luhur. Karena itulah banyak laki-laki dari kaumnya di masa itu menaruh simpati kepada Khadijah. 

PERNIKAHAN
Beliau dinikahi oleh seroang laki-laki bernama Abu Halah bin Zurarah at-Tamimi. Dari pernikahan ini lahir 2 orang anak bernama Halah dan Hindun. Setelah Abu Halah wafat, beliau kemudian dinikahi oleh Atiq bin 'A'id bin Abdullah al-Makhzumi hingga beberapa waktu lamanya tetapi berakhir dengan perceraian. 
Ketika kabar perceraian ini tersebar, maka banyak dari para pemuka Quraisy yang menginginkan beliau menjadi istrinya, akan tetapi Khadijah saat itu mengambil keputusan untuk memprioritaskan perhatiannya dalam mendidik putra-putrinya, juga menyibukkan diri dalam perniagaan yang dirintisnya sendiri sehingga beliau menjadi wanita yang memang kaya raya. 

PERTAMA KALI MENGENAL DAN BERTEMU DENGAN MUHAMMAD
Suatu ketika, dalam kepentingan penjualan barang-barang perdagangannya,  Khaijah membutuhkan adanya seseorang yang dapat menjualkan dagangannya dengan baik. Lalu terdengarlah kabar tentang seorang laki-laki bernama Muhammad (ketika itu sebelum masa kenabian). Muhammad dikenal sebagai sosok lelaki bersifat jujur, amanah dan berakhlak mulia. 
Lalu ditawarkanlah kepada Muhammad melalui pembantuya untuk membawa dan menjual barang-barang dagangan miliknya. Kesepakatan pun tercapai dan seorang pembantu laki-laki Khadijah yang bernama Maisarah ditugaskan mendampingi perjalan bisnis Muhammad. Atas izin Allah ta'ala habislah barang dagangan milik Khadijah tersebut tentunya dengan keuntungan yang baik. 
Betapa gembiranya Khadijah mendapatkan kabar berita itu. Akan tetapi pada akhirnya, ternyata ada hal lain yang membuat Khadijah lebih terkagum-kagum lagi, yaitu tentang pribadi Muhammad. Mualilah muncul rasa penasaran akan sosok Muhammad, yang pada masa itu dinilainya sangat berbeda dari para laki-laki dari kaumnya sendiri. Tumbuh rasa suka, rasa ingin lebih dari sekedar partner dalam berbisnis. 
Namun muncul pula kegalauan dalam hati Khadijah. Mengingat usianya yang tak lagi terbilang muda, sementara Muhammad adalah sosok yang masih muda. Selisih usia 15 tahun membuat Khadijah pesimis.
Tetapi Allah Yang Maha Mengetahui hati para makhlukNya menggariskan takdir yang luar biasa. Muncullah saat itu sahabatnya yang bernama Nafisah binti Munabbih. Khadijah berusaha menyembunyikan kegelisahan hatinya terhadap Muhammad di hadapan sahabatnya ini. Namun Nafisah adalah wanita cerdik, hingga dalam dialog yang dilakukan bersama Khadijah, dia mampu membaca dan menyibak rahasia Khadijah, sahabatnya terdekat. 

(bersambung....)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar